Lambang ini adalah suatu lambang kekuatan, penangkal setan, kesatuan keluarga yang tampak seperti layaknya rantai yang tidak putus dan saling berkesinambungan, serta melambangkan kewaspadaan. Ornamen ini terdapat pada rumah adat yang terbuat dari tali ijuk yang diikatkan kedinding rumah(derpih) melaui lubang yang telah diatur sesuai dengan bentuknya sehinnga dinding tersebut menjadi kuat.
2. BENDI-BENDI(PENGALO-NGALO)
Bendi-bendi berfungsi untuk:
-pegangan apabila memasuki rumah adat.
-untuk ibu-ibu yang mau melahirkan anak, dengan cara memasukkan benang satu sangkilen atau kain untuk pegangan bagi ibu yang melahirkan tersebut. Bendi-bendi dibuat dan dipasang pada sebelah kiri dan kanan pintun(pintu) yang terletak di ture(teras).
3. EMBUN SIKAWITEN
Ornamen ini hanya berguna sebagai hiasan dan biasanya dibuat pada hulu pisau tumpuk lada(pegangan), pada guntang beru-beru,dll.
4. TUPPAK SALAH SILIMA-LIMA
Ukiran ini berbentukkan geometris yang melambangkan kekeluargaan merga silima karena suku karo memiliki 5 merga belum cabang-cabangnya. Selain itu ornamen ini berfungsi sebagai penolak bala/bahaya dan biasanya digambarkan pada benda-benda, seperti ukat/pengorek nasi, surdam/alat musik karo dll.
5.TUPPAK SALAH SIPITU-PITU
Melambangkan hari yang tujuh yang berguna sebagai penolak bala dan ornamen ini sebagai hiasan yang berada di dapur rumah adat.
Bentuknya bergeometris alam berfungsi sebagai mata angin, untuk menentukan arah yang baik dan buruk.
Purba :Timur
Aguni :Tenggara
Daksina :Selatan
Nariti :Barat Daya
Pustima :Barat
Mangabiya:Barat Laut
Utara :Utara
Irisen :Timur Laut
7 BINDU MATAGAH
Bermotifkan geometris yang berfungs sebagai penolak hal yang tidak baik, misalnya pada saat memasuki hutan supaya terhindar dari binatang buas seperti harimau, ular, lipany ang dilukiskan pada tanah dan diijak dengan kaki kanan. Selain itu digunakan juga sebagai ornamen pada ukat, gantang beru beru-beru, pada dapur rumah adat, dan jambur.
8. BINDU MATOGUH
Ornamen ini melambangkan encikep simehuli ( memegang yang baik). Apabila memasuki memasuki hutan supaya terhindar dari binatang buas seperti harimau, ular, lipany ang dilukiskan pada tanah dan diijak dengan kaki kiri. Digunakan sebagai ornamen pada ukat, gantang beru beru-beru, pada dapur rumah adat, dan jambur.
Tapak raja sulaiman berfunsi sebagai penolak mara-bahaya, menahan roh-roh jahat, anti racun, gatal-gatal dan berfungsi sebagai penunjuk jalan supaya jangan tersesat di perjalanan terutama di hutan. Ragam hias ini juga berada pada rumah adat, dan juga digunakan pada hisan cincin dan pustaka.
Ragam hias Pantil Manggus(bagian sebelah bawah buah manggis) berfungsi sebagai hiasan. Dibuat pada melmelan rumah adat(dinding rumah adat, dapur), benda-benda perhiasan dan lain-lain.
11. TULAK-TULAK PETUNDAL
Ragam hias tutup dadu/cimba lau ini berguna sebagai hiasan yang dibuat pada pinggiran atas dan bawah pada rumah adat, jambur,dll
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian saya yang berada di lingga, saya melihat banyaknya keunikan yang terdapat di rumah adat tersebut, dan dari segi pembangunannya tampak adanya rasa kebersamaan dari orang tua dahulu daripada sekarang. Pada ornamen yang terdapat pada dinding rumah adat tampak bahwa tingginya seni yang dimiliki oleh orang tua pada zaman dahulu, selain itu dari segi bangunan juga terlihat adanya skill/kemampuan yang seharusnya bisa membudaya dan diikuti oleh anak zaman sekarang, namun semua telah terkikis oleh zaman, sehingga zaman sekarang tidak ada lagi orang-orang yang mampu untuk membangun rumah adat tanpa paku.
Tetapi yang saya khawatirkan yaitu sudah rubuhnya sebagian atap dari rumah adat yang seharusnya segera diperbaiki oleh pemerintah.
NARASUMBER DAMSON TARIGAN
HASIL PENELITIAN
jeremiaS
JEREMIA SIPAHUTAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar